Menikmati Solo City Jazz di Tengah Riuhnya Pasar Tradisional

Sabtu, 30 September 2017 - 02:30 WIB
Menikmati Solo City Jazz di Tengah Riuhnya Pasar Tradisional
Menikmati Solo City Jazz di Tengah Riuhnya Pasar Tradisional
A A A
SOLO - Perhelatan Solo City Jazz yang digelar di Pasar Gede Solo memberikan suasana yang berbeda bagi pedagang dan pembeli. Hiruk pikuk tawar menawar harga yang menjadi ciri khas pasar tradisional, berbaur menjadi satu dengan musik yang selama ini dianggap untuk konsumsi kalangan menengah ke atas.

“Memang musiknya berbeda dengan music music yang selama ini sering saya dengarkan. Seperti dangdut, keroncong, dan campursari,” ungkap Nuraini, 45, salah satu pedagang sate lontong di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Jumat (29/9/2017).

Meski demikian, dirinya sedikit banyak tetap bisa menikmati karena lagu-lagu yang disajikan rata-rata cukup hit dan familiar di telinga. Dirinya menilai tidak masalah musik jazz masuk ke pasar karena dapat memberikan hiburan bagi pedagang maupun pengunjung.

Suasana pasar juga lebih hidup karena banyak yang datang. Tak jauh berbeda diungkapkan Handayani, 50, salah satu pengunjung Pasar Gede. Baginya, memang agak aneh mendengarkan musik jazz, terutama di dalam pasar tradisional. Terlebih dirinya juga belum terbiasa mendengarkan music jenis itu.

“Tahunya ya dengarkan keroncong atau dangdut, tapi bagus juga untuk suasana pasar lebih ramai,” ucap Handayani.

Juru bicara Panitia Solo City Jazz Sadrah Deep mengaku, perhelatan yang ke delapan kalinya ini sangaja mengambil venue di Pasar Gede, Pasar Klewer dan Benteng Vastenburg. Dua pasar tradisional yang menjadi venue selama ini merupakan ikon di kota Solo.

“Konsep yang diambil adalah ngamen dengan judul Nglaras Solo City Jazz. Kami berharap para pecinta jazz dan para musisi turut merasakan suasana pasar tradisional. Serta melihat sendiri interaksi pedagang dan pembeli,” kata Sadrah Deep.

Para musisi dapat merasakan bagaimana rasanya bermusik di tengah tengah pasar yang dikelilingi oleh barang dagangan. Mereka sekaligus bisa memperkenalkan bahwa music jazz bukan sesuatu yang eksklusif. Siapa saja tetap bisa merasakan nada nadanya, sehingga lagu lagu yang dimainkan tetap dapat dinikmati.

Musisi tampil di atas lapak pedagang, dengan background suasana pasar, sound acoustic, dan tanpa tata cahaya. Sehingga semuanya natural dan menjadi satu kesatuan dengan pasar yang menjadi venuenya. Musisi yang tampil di Pasar gede dan Pasar Klewer adalah dari SMK 8 Surakarta, The Rangers, dan Ben Sihombing, dan Jamming.

Kepala Dinas Pariwisata Solo Basuki Anggoro Hexa mengatakan, Kota Solo saat ini tengah gencar mengkampanyekan pasar tradisional. Solo City Jazz diharapkan dapat ikut membantu menaikkan kembali pamor pasar tradisional yang mulai meredup.

“Selain untuk membranding pasar tradisional, pada sisi lain juga untuk memperkenalkan music jazz ke publik secara luas,” ucap Basuki Anggoro Hexa.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1423 seconds (0.1#10.140)